Mekkah, 23 - 31 Mei 2025
Kami tiba di kota Mekkah sekitar pukul 7 malam. Oleh karena itu langsung bisa check-in dan lanjut makan malam di restoran hotel. Selama di sana, kami diinapkan di Hotel Jumeirah Jabal Omar. Hotel ini terbilang baru, jadi semuanya masih serba gres dan mewah. Yang lebih istimewa adalah menu yang disajikan di restorannya selalu membuat berdecak kagum. Executive chef hotel ini adalah orang Indonesia, maka sebagian besar sajiannya adalah masakan Indonesia, contohnya sayur asem, ikan asin, sambal terasi, opor ayam, nasi uduk, sop buntut, dan masih banyak lagi. Bakso disajikan setiap makan siang dan makan malam. Desert dan buah-buahan juga selalu banyak jenisnya dan menggoda selera. Gimana berat badan ga membengkak? Hahahaha. Karena menu buffetnya never failed, selama di Mekkah kami ga pernah jajan di luar sama sekali. Eman-eman, mending makan di restoran 😄



Masjidil Haram tampak megah berdiri tidak jauh dari hotel tempat kami menginap. Apabila nuansa yang terasa di Masjid Nabawi adalah tenang dan romantis, di Masjidil Haram semuanya berbeda. Daku selalu merasa kecil di depan Masjidil Haram yang sungguh majestic. It is HUGE, selalu penuh dengan lautan manusia, dan vibrant. Semua terkesan buru-buru.
Tidak lama setelah makan malam dan wudhu di kamar, kami turun ke pelataran untuk melaksanakan sholat isya berjamaah dan lanjut Umroh wajib. Semua jamaah Haji yang berpakaian Ihram diharuskan masuk ke Masjid lewat gerbang No 79 karena saat musim Haji hanya itu satu-satunya gerbang yang mengarah ke pelataran Ka'bah. Sungguh tidak bisa diungkapkan bagaimana harunya hati ini saat melihat bangunan yang menjadi kiblat sholat umat Islam itu. Akhirnya dapat kembali ke sini Ya Allah...
Alhamdulillah, rangkaian tawaf, sai, dan tahalul dapat kami selesaikan dengan baik dan lancar. Kami berdua terpisah dari rombongan sehingga melaksanakan Umroh wajib berdua saja. Sekitar pukul 2 pagi sudah dapat kembali ke kamar untuk beristirahat. Awalnya mau nunggu sampai qiyamul lail dan sholat subuh di Masjid, tapi tubuh terlalu letih karena baru saja tiba dari perjalanan yang cukup jauh dan beribadah Umroh. Karena puncak ibadah Haji masih lama, maka kami ga mau terlalu memforsir agar selalu sehat.
Sama seperti ketika di Madinah, hotel kami di Mekkah juga sangat dekat dengan pelataran masjid. Saking dekatnya hingga adzan dan suara Imam Sholat Masjidil Haram bisa sampai ke kamar kami. Ga pernah menyangka bahwa fasilitas Haji Plus sedemikan mewahnya. Padahal dulu niat kami mendaftar Haji Plus cuma supaya bisa naik Haji lebih cepat. Menginap dimanapun Insya Allah kami rela dan ridho. Ternyata Allah memberi yang jauh lebih baik. Alhamdulillah...alhamdulillah. Sungguh tidak ada nikmat Allah yang dapat kami dustakan.



Banyak sekali free time selama kami di kota Mekkah. Oleh karena itu, kami menggunakan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk beribadah di Masjid dan istirahat. Di sana kami ketemu Tari dan Ichsan, tetangga kami di Jakarta. Selain itu juga ketemu Mba Ila dan suami. Yang terakhir disebut adalah sepupu si Ibung yang domisilinya di Malang, kota kelahiran Papa. Setelah sekian puluh purnama akhirnya bisa ketemuan sama sepupu tuh rasanya senang sekaligus terharu. Apalagi ketemunya di kota suci Mekkah. Alhamdulillah...
Karena sekamar berdua saja dengan Pak Suami, maka sebagian besar kegiatan selama di Mekkah juga kami lakukan berdua. Misalnya ke Masjid, belanja, dan lain sebagainya. Mungkin karena daku juga introvert dan agak-agak anti sosial, jadinya ga bergaul terlalu dekat dengan rekan-rekan satu rombongan. Kalau ngobrol-ngobrol biasa pasti lahyaaa. Tapi untuk jalan bareng tetap lebih nyaman bersama suami saja. Ada kebiasaan indah yang selalu terkenang sampai sekarang. Karena tempat sholat pria dan wanita dipisahkan, kami pasti keluar Masjid sendiri-sendiri. Namun demikian, kami tetap pulang ke hotel bersama. Tempat janjian kami adalah di depan WC No 6. Selanjutnya dari situ mengarah ke hotel. Semoga nanti di Alam Barzah dan di surga bisa saling menanti seperti ketika kami pulang dari Masjidil Haram. Amiiin allahuma amiiin... 💗
Seperti saat di Madinah, kami juga sempat ziarah ke beberapa tempat selama di Mekkah. Yang utama adalah melihat-lihat suasana Aziziyah, Arafah, dan Mina untuk membangkitkan semangat berhaji. Setelah ziarah, kami mengambil Miqat di Masjid Tan'im untuk melaksanakan Umroh sunnah. Ini juga berjalan dengan lancar.
Selama di Mekkah, kami selalu berangkat ke Masjid satu jam sebelum adzan agar dapat tempat sholat di dalam. Di waktu-waktu tertentu pun itu kadang ga cukup, misalnya menjelang sholat Magrib. Apabila terlambat sedikit maka pelataran tepat di depan hotel kami sudah ditutup dan kami harus memutar agak jauh. Selain itu, kemungkinan besar kami juga akan diarahkan untuk sholat di rooftop. Ya sudah, pasrah aja, yang penting sudah ga panas terik maka ga masalah dapat tempat sholat dimanapun. Pernah juga dapat tempat sholat di Lt 2 yang mengarah ke tempat tawaf sunnah. Hati terasa penuh karena bisa melihat Ka'bah. Langsung deh banyak-banyak berdoa sambil menghadap Ka'bah.


Kami ga berhasil sholat Jumat di Masjidil Haram karena semua gerbang yang biasanya kami datangi sudah ditutup dan yang tersisa juga dipenuhi lautan manusia yang ingin masuk. Padahal saat itu masih jam 9.45 (Dzuhur sekitar jam 12.15). Karena khawatir terjebak di pelataran dalam kondisi panas terik, akhirnya kami kembali ke hotel. Daku sholat Jumat di mushola hotel bersama ibu-ibu yang lain dan Baping di pelataran Hotel Intercontinental.
Oh iya, si Bapak kena flu dan radang tenggorokan beberapa hari setelah tiba di Mekkah. Akhirnya minta obat ke dokter dengan harapan sudah fit lagi menjelang puncak ibadah Haji. Sehari sebelum pindah ke Aziziyah malah si Ibung yang kena giliran sakit. Cuaca yang panas, kering, dan berdebu serta pola tidur yang berantakan tentunya membuat daya tahan tubuh menjadi lemah. Padahal kami sudah rutin minum suplemen. Kalau sudah begini jadi menyesal karena sebelum berangkat kelupaan untuk vaksin Influenza.
Aziziyah, 31 Mei - 11 Juni 2025
Menjelang puncak ibadah Haji 9 - 12 Dzulhijah, kami pindah akomodasi ke apartemen di wilayah Aziziyah. Tidak seperti sebelum-sebelumnya, kali ini pasangan suami istri pisah kamar. Daku tinggal sekamar dengan tiga orang ibu-ibu; dan si Bapak sekamar dengan dua orang bapak-bapak. Tempat ini bisa dikatakan 'sederhana' dibandingkan akomodasi kami di Madinah dan Mekkah. Namun demikian, lokasinya sangat strategis karena deket banget dengan tempat lempar jumroh (kurang lebih 300 meter) dan tenda kami di Mina (2km). Karena lokasinya yang sedemikian prestigious, menurut Pak Syam tarif menginap di situ lebih mahal ketimbang hotel mewah kami di Mekkah. Kurang lebih beginilah penampakan tempat tinggal kami di Aziziyah. Foto yang paling bawah adalah snack and coffee corner yang ada di tiap lantai apartemen. Jadi kalau kelaparan di tengah-tengah jam makan biasanya melipir ke situ untuk bikin sandwich + teh susu atau bikin popmie 😁



Kami ga keberatan dengan kondisi kamar dan kamar mandinya. Yang membuat kami sesak adalah jendelanya ga bisa dibuka, sehingga kamar terasa seperti penjara. Selain itu, debunya juga ga main-main. Sepertinya karena apartemen itu hanya dihuni saat musim Haji. Mudah-mudahan ke depannya proses pembersihan bisa lebih optimal sehingga jamaah Haji bisa lebih nyaman dan sehat.
Kegiatan kami di Aziziyah adalah sholat lima waktu berjamaah, mendengarkan kajian rutin, dan beribadah yang lain, misalnya sholat tasbih dan qiyamul lail berjamaah. Tentunya kami juga diharapkan banyak beristirahat sehingga bisa tetap sehat untuk nantinya melaksanakan rukun-rukun Haji. Kami sempat diajak untuk survey lokasi lempar jumroh dan ke tenda Mina.
Apabila bosan di kamar, kami berdua janjian untuk jalan-jalan ke luar. Ga jauh dari situ ada banyak sekali restoran, supermarket, dan toko oleh-oleh. Kami sempat makan ayam Al-Baik, KFC, dan nasi kebuli daging Onta. Menjelang puncak Haji penjagaan di jalan sekitar apartemen kami amat sangat ketat. Kami harus menunjukan kartu Nusuk untuk dapat melawati penjaga yang berlapis-lapis. Ga jarang kartu Nusuknya juga perlu discan berkali-kali untuk dapat kembali ke apartemen.
Makin mendekati hari Arafah maka PT Patuna juga kian gencar memberikan arahan dan informasi sedetail mungkin kepada jamaahnya. Rasanya kepingin waktu cepat berlalu sehingga kami dapat segera melaksanakan rukun-rukun utama berhaji. Daku dan teman sekamar berdebar-debar menghitung hari. Excited, karena akan melaksanakan sesuatu yang penting dan bisa jadi hanya terjadi sekali dalam seumur hidup kami.
Lanjut ke Part 3 untuk cerita mengenai pelaksanaan puncak ibadah Haji 😊
-the wife-
No comments:
Post a Comment