Wednesday, July 27, 2011

Tersandung birokrasi, terbentur administrasi Part 1

Judulnya kyknya Indonesia bgt yaa. Di sini kan seolah2 ada moto "Klo bisa dipersulit knp harus dipermudah?". Hihihi... Postingan gw kali ini berhubungan dengan sulitnya ngurus administrasi keuangan pasca meninggalnya bokap. Setelah cerita ke temen2, mereka menyarankan supaya gw posting aja sekalian, siapa tau nantinya bisa membantu siapapun yg memerlukan. Amieen...

Setelah papa meninggal, gw ngerasa harus secepatnya mengurus rekening2 beliau di bank. Ini kan berhubungan erat dengan perencanaan keuangan utk mama sampai waktu yang tak terhingga. Banyak orang2 aneh yg memandang negatif keputusan gerak cepat gw itu. Kata mereka wong kuburan bapaknya aja masih basah koq mo buru2 amat ngambil duit di bank. Alaaaah, menurut gw cuma orang2 yg ga punya otak yg bisa mikir gitu. Emangnya klo nyokap gw perlu uang mereka mo ngasih apa? Hehehe, sori ya jd curcol begini. Abis kadang2 sebel sih. Udah cape kesana kemari malah dicurigai macem2.

Aniwei, balik ke tujuan awal postingannya ya. Beberapa hari setelah pemakaman kami menginventarisir aset2 papa. Kami tau beliau punya rekening di 3 bank swasta. Supaya ga bernasib kyk Prita Mulya Sari gw ga mau disclose nama bank nya. Hehehe... Maka pergilah kami sekeluarga ke bank pertama dimana papa jadi nasabah prioritas, anggaplah namanya Bank X. Sampe disana dokumen2 standar yg kami bawa (KK, KTP Asli, Surat Keterangan Kematian, Surat Kuasa pencairan dana, dll) dianggap ga cukup utk bisa mencairkan rekening papa. Kata mereka harus ada Surat Penetapan Ahli Waris dari Pengadilan Agama. Beuh, mahluk apa pula itu? Setelah tanya sana sini banyak yg menyarankan supaya minta surat Penetapan Ahli Waris dari kelurahan aja. Soalnya berdasarkan pengalaman temen2 yg ortunya sudah meninggal, mereka bisa mencairkan dana di bank cuma dengan surat itu. Ga perlu ke pengadilan agama segala. Yasud, kami uruslah surat itu ke kelurahan. Setelah selesai, surat tsb kami daftarkan dan legalisir di notaris. Abis itu gw roadshow lagi ke bank2. Kali ini gw pergi sendirian krn ngerasa lbh praktis. Gw naik kereta dan metromini krn mobil pribadi tinggal satu dan itu dibawa evi ngantor.

Tibalah gw di Bank Y cabang Tebet(bank yang manajernya ngabarin klo papa udah ga ada. Disini nominal rekeningnya ga terlalu banyak). Meski manajernya lagi cuti, gw dilayani dengan sangat baik sama salah satu CS. Segala urusan lancar jaya, selesai dalam kurang dari setengah jam. Alhamdulillah...

Setelah itu gw lanjut naik metromini ke Bank X (yg tadi minta surat penetapan ahli waris dr pengadilan agama) dan dilayani oleh salah satu CS. Begitu nerima dokumen dari gw, CSnya langsung kabur ke dalam kantor. Baru muncul lagi kira2 45 menit kemudian bersama dengan manajernya. Menurut mereka, kantor pusat tetap menolak mencairkan rekening papa krn blm ada surat dr pengadilan agama. Walah, ngamuklah gw (ngamuk yg berpendidikan yak, bukan marah2 ga jelas. Hihihi...). Gw cecer itu branch manajer. Lha, bokap gw kan nasabah priority koq kami malah dipersulit begini? Lagian itu staf2 bank udah kenal keluarga gw krn sering ke rumah ngasih kue ultah tiap bokap ulang tahun plus gift2 klo mo lebaran. Tapi meski udah berbusa2 tetep ga berhasil. Gw minta kasih tau saldo tabungannya aja ga boleh. Hiiiiiiiiiiiiiyyy. Akhirnya gw bilang gini, "Mbak, saya ini harus membuat planning keuangan utk mama saya. Bagaimana caranya bikin planning klo saya ga tau nominalnya berapa? Koq gitu aja ribet bgt? Emangnya ga percaya saya ini anaknya papa saya?!" Makin lama udah makin tinggi nada gw. Akhirnya si branch manager keki jg dan kasih tau berapa kira2 saldo papa di bank itu. Yasudlah, gagal lagi di bank X. Hhhhh...

Pergi ke Bank ketiga (Bank Z) gw tunda dulu, krn letak KCP nya di Kemang sedangkan saat itu posisi gw di Pancoran dan udah jam 2 lewat. Ga keburu klo hrs ke Kemang. Akhirnya gw pulang dan mampir di Pengadilan Agama Jaksel yg kebetulan searah rumah (Di samping Gedung Pertanian Ragunan) utk nanya syarat2 bikin surat penetapan ahli waris. Inilah syarat2nya:

1. Surat Permohonan Penetapan Ahli Waris (dapat dibuat sendiri atau meminta bantuan LBH)
2. Fotokopi dokumen2 standar (harus distampel materai di kantor pos Fatmawati atau kantor pos Mampang)
3. Surat keterangan tidak ada sengketa diantara ahli waris
4. Silsilah keluarga almarhum.

Nah tuh, ribet kan. Krn ribet dan masih panjang maka gw ceritain di postingan selanjutnya aja ya. Kasian yg baca klo ditulis disini semua. Hihihi...

-the wife-

Tuesday, July 5, 2011

sudah berangkut..!

Akhirnya keluarga Irawan beneran pindah ke rumah impian. Meski masih ada pekerjaan kitchen cabinet dan walk-in closet, alhamdulillah rumah baru sudah bisa kami tinggali. Memang siy hrs ada extra effort bersih2 intensif krn debu serbuk kayu yg masih relatif banyak. Tp so far kami mengerjakannya dengan gembira ria. Apalagi si mbah dan bulik2nya rama udah bertandang juga. Jadi banyak pasukan yg membantu. Asyiiiik...

Hampir semua kebutuhan primer sudah lengkap, tinggal lebih memperindah aja. Krn perabot masih relatif sedikit sedangkan rumahnya besar dan tinggi, maka klo kami ngobrol2 msh bergema. Hehehe. Nanti lah diperbanyak pelan2 tergantung kondisi budget.

Rumput juga uda ditanam sejak 10 hari yg lalu. Sekarang udah mulai merapat dan tumbuh subur. Seneeeeng bgt. Tiap hari kami siram 2 kali. Kami perlakukan seperti bayi kedua. Makanya gw dan mas bahagia luar biasa mengamati pertumbuhannya :)

Yg paling mengganggu gw adalah belum adanya koneksi internet. Jadi klo perlu kirim imel atau browsing2 kerjaan msh harus ngungsi ke rumah nenek. Kan ga praktis ya. Apalagi load kerjaan lg lumayan banyak. Jadi dlm waktu dekat hrs menemukan provider internet yg terpercaya utk pasang di rumah.

Ini ceritanya msh update blog pake henpon, jadi mohon maaf klo blm ada foto2nya yaa... Insya Allah secepatnya menyusul.

-the wife-