Thursday, June 23, 2011

ga sabar pengen pindahan...

Ceritanya rumah impian udah jadi niy. Tinggal tukang kayu nyelesein kitchen cabinet, walk-in closet, dan rak sepatu bawah tangga. Sambil pengerjaan itu pun kami udah bisa pindahan. Supaya bisa ditinggalin kan hrs bersih dulu ya dr debu2. Maka sejak wiken lalu kegiatan gw dan mas adalah bersih2 rumah kami tercinta. Karena rumahnya luas dan seminggu ini gw ada rapat dan focus group discussion sama staf BI tiap hari, maka kami mengerahkan si mbak. Tiap hari selama seminggu ini gw bikin jadwal si mbak harus bersihin ruangan yg mana. Hehehe... curang yaa...

Rencananya wiken besok mas akan pinjam mobil bak terbuka dr kantor utk mengangkut perabotan kami ke rmh baru. Lalu mo minta tolong temen juga utk bantu pasang foto dan lukisan di dinding. Pokoknya kami semangaaaaaaat bgt.

Ini nih check list utk bbrp hr ke depan:
1. Telpon tukang gorden dan indovision.
2. Mengawasi tukang taman yg mo tanam rumput.
3. Kerja bakti utk ngebersihin rumah tahap final.
4. Beli tabung gas, galon air, dan groceries yg diperlukan utk mulai hidup di rmh baru.
5. Beli lemari es sesuai pilihan hati.

Tralala trilili senangnya rasa hati. Rumah baru bentar lagi siap ditempati... :D Yuk main ke rumah yuuuk....

ps. ini lg coba posting dr HP lhooo. Mudah2an sukses..:)

-the wife-

Sunday, June 12, 2011

Untuk renungan...

Saat ini gw udah kehilangan dua orang anggota keluarga yang paling gw cintai. Hal tersebut memang musibah yang berat, tetapi beban sebesar itu turut pula mendewasakan dan merubah cara pandang gw terhadap arti kehidupan. Banyak yang bilang bahwa tempat seseorang di akhirat nanti bisa terlihat dari ketika orang tersebut meninggal dunia. Gw coba mengingat2 bagaimana kedua orang yg paling gw cintai meninggalkan kehidupan ini.

Fikri pergi karena sakit. Ketika hari pemakamannya, ada banyak bgt orang yg memenuhi rumah kami. Kerabat, tetangga, dan teman2 Almarhum. Semua orang cerita ke gw betapa jumlah orang yg mensholatkan adik gw itu lebih banyak daripada jamaah sholat Ied. Ga putus2 pula temennya dateng ke makamnya sampai saat ini. Alhamdulillah, sesungguhnya itu pertanda yang baik. Fikri adalah anak yg pendiam. Setelah pemakaman kami baru tau dari temen2nya bahwa dia sering puasa senin kamis dan selalu jadi imam sholat di mesjid sekolahnya. Oleh karena itu, meski sedih luar biasa setidaknya kami yang ditinggalkan masih bisa tersenyum karena tau Fikri pasti disayang Allah. Amieen...

Sekarang gw merenungi kepergian papa. Memang beliau menghadap Allah karena dianiaya orang. Klo inget itu miris ya. Padahal papa orang baik. Papa ga pernah marah2 apalagi berbuat kasar. Papa ga pernah hitung2an tiap beramal ke mesjid atau ke manapun juga. Tiap malam beliau juga ga pernah absen sholat tahajud dan tilawah sampai waktu subuh. Bener deh, kan kamar gw deket bgt sama musholla rumah kami. Gw selalu bisa denger suara ketika beliau wudhu dan suara merdu papa yang mengaji Alquran. Pada dini hari tanggal 19 Mei itu pun papa masih melakukan ibadah tersebut. Tapi koq Allah mentakdirkan maut yg sungguh tidak lazim bagi beliau? Ahh... kemudian kami mendengar cerita orang2 yang sungguh melegakan.

Jenazah beliau dibuang jauh dari rumah, di daerah Purwakarta yg konon sepi dan menakutkan. Kira2 setelah tidak ada selama 2x24 jam baru jenazah beliau secara ga sengaja ditemukan oleh petani yang kebetulan mau ambil pisang di dekat situ. Setelah diotopsi dll, warga sekitar tempat kejadian meminta agar mereka diperbolehkan memakamkan jenazah tanpa identitas tsb. Meski kondisinya sudah buruk (udah 3x24 jam), warga tetap memandikan, mengkafani, dan memakamkan jenazah yang sama sekali ga mereka kenal itu. Kepala desa juga pergi ke desa2 tetangga untuk menginformasikan kepada jamaah mesjid utk mengadakan sholat gaib. Setelah pemakaman pun mereka ngadain tahlilan selama dua hari sembari berdoa supaya keluarga bisa cepat menemukan sang jenazah. Dan Allah benar2 memberi petunjuk kepada kami untuk membawa papa pulang. Sungguh, itu hal yang selalu kami syukuri tiada putus. Alhamdulillah Ya Allah, sunggung Engkau memang Tuhan yang Maha Baik...

Kami lama merenung, kenapa orang asing bisa berbuat sebegitu baik kepada jenazah korban pembunuhan yang dibuang? Klo kejadiannya kita yg menemukan pasti maunya kasih ke polisi lalu lepas tangan kan? Lama kami pikirkan, akhirnya kami menemukan jawaban. Pasti itu karena amal2 baik papa selama hidupnya. Bisa jadi sholat2 malam beliau, tiap untaian ayat AlQuran yang senantiasa beliau lafazkan, dan segepok amal2 baik lainnyalah yang membuat kepala desa dan warga sekitar sana yakin 100% bahwa jenazah pasti beragama Islam sehingga mereka memakamkan secara Islam pula. Aiih, klo inget itu kami jadi berbahagia. Insya Allah tempat papa adalah surga. Amieenn...

Pasca kejadian itu gw dan mas jadi sering bercakap2, bisa ga ya kami kyk Fikri dan papa ketika menghadap Allah? Mas bilang Insya Allah bisa, asal kami mulai memperbaiki ibadah kami dan memperbanyak amalan2 baik. Jadi termotivasi nih. Sekarang tinggal pelaksanaannya aja yah.. :)

-the wife-

Wednesday, June 8, 2011

Selamat jalan papa...

Setelah meninggalkan rumah tepat seminggu, akhirnya kami menemukan papa. Rabu pagi tanggal 25 Mei itu tidak akan pernah terlupakan. Branch manager CIMB Niaga cabang tebet mengabarkan bahwa papa kami tercinta telah tiada, lama sebelum hari itu... Kami sedih, terpukul, shock, dan tidak pernah mengerti kenapa orang sebaik papa bisa dianiaya oleh orang lain. Namun terlepas dari apa yg telah terjadi, kami tetap bersyukur bahwa papa bisa kami temukan dan kami kebumikan dengan baik.

Sampai hari ini tidak satu butirpun airmata gw teteskan. Pedih memang, sampai mengiris2 ulu hati apabila teringat bagaimana papa pergi. Tapi di depan pusara papa yg masih memerah gw berjanji sepenuh hati bahwa gw akan kuat dan tegar untuk anggota keluarga kami yang masih tersisa, terutama untuk mama dan evi. Gw memutuskan kepada diri sendiri bahwa saat ini bukan saatnya gw untuk berlemah2 mengasihani diri dan mementingkan emosi semata. Segala kerepotan yg akan terjadi pasca perginya papa akan gw jalani dan gw urus dengan ikhlas. Gw tau ketegaran itu gw warisi dari papa...

Gw yakin papa sudah sangat berbahagia di sana. Sejak fikri pergi beliau selalu bersedih hati. Maka itu, sebesar apapun duka yg gw derita, hati gw tetap hangat krn meyakini bahwa saat ini papa bergembira ria berkumpul bersama anak yg selalu dirindukannya...

Selamat jalan papa... indri janji untuk selalu menjaga mama dan evi disini. Kapan2 kita berkumpul lagi yaa....

-the wife-