Friday, May 27, 2016

Skull Fracture

Everyday starts pretty much the same, but it definitely ends differently...

Hari itu adalah hari sekolah biasa, dengan kesibukan pagi yg biasa pula. Mas Rama dan adik cantiknya baru selesai mandi dan pake baju di atas kasur seperti biasa. Mas Dewa masih tidur, tapi ga dibangunkan krn hari itu dia libur sekolah. Anak2 yg udah mandi satu2 disisiri ibunya. Lalu ibunya nunduk untuk memungut baju dan celana kotor di lantai supaya bs dimasukkan ke keranjang cucian. Prosesnya ga sampe satu menit. Apa dikata, tiba2 ada bunyi sesuatu yg jatuh diikuti tangisan Betari. Oh nooo...ternyata dia jatuh dari tempat tidur saat becanda2 sama masnya. Hikksss.... It was like my worst nightmare krn kasur di kamar depan cukup tinggi (setelah kami ukur tingginya 67cm). Dia nangis sebentar, lalu mogok ngomong. Ditegur dan dibecandain kyk apapun tetep jutek wajahnya. Huhuhuhu....sedihh lihatnya.


Setelah nganter masnya sekolah, Betari mimik susu dan tidur. Ketika bangun wajahnya ceria. Dia juga cerita ke Mas Dewa (yg saat itu udah bangun juga) bahwa dia jatuh di kamar (Betari ngomong, "Tuh..tuh.." sambil nunjuk2 ke arah kamar). Lalu dia senyum2. Alhamdulillah, pikir gw saat itu. Gw makin hepi krn dia terus ceria ketika gw ajak sebentar ke ruang semut utk bantu jahit memory quilt. Habis itu dia dan Mas Dewa gw titip di rumah nenek supaya gw lbh fokus ngejahitnya.


Habis dzuhur gw pulang ke rmh nenek dan mendapati cerita bahwa si cantik super rewel. Dia ga mau turun sama sekali dari kasur, dan tiap kali duduk pasti dia megangin kepalanya yg sebelah kiri. Makan pun katanya cuma mau dua suap. Langsung deh gw ambil utk dimimikin susu. Ternyata bener. Kepala bagian kirinya ga benjol, tp agak lembek. She looked quite fussy about the left side of her head. Gw kuatir bgt, langsung deh wa si bapang utk janjian ke dokter. Pokoknya hrs diperiksain, titik. Tp gw agak lega krn setelah gw dateng itu pelan2 kerewelannya menghilang. Betari bahkan mau makan pisang kecil2 dua buah, biskuit, dan jambal ayam goreng. Jalan dan main juga udah mau.



Bapak pulang habis ashar. Sialnya DSA langganan kami hr itu ga praktek. Di rumah sakit kami yg biasa pun sore itu ga ada DSA yg praktek. Adanya jam 7 malem. Krn totally determined utk periksain Betari secepatnya, kami ke dokter anak lain di klinik kecil deket rumah. Bayi kesayangan kami diperiksa dan dirontgen. Darah gw berasa hilang semua dr tubuh saat dokternya bilang bahwa tengkorak si kecil retak dan hrs secepatnya CT Scan. Lemesss, mules, dan panik tiada terkira. Huhuhuhuhu...my poor baby....


Fyi, kondisi fisik Betari sore itu sangat baik. She acted normally. Jalan2, ngoceh, nyanyi2, senyum2, teriak2in masnya klo diusilin, pokoknya Betari bgt deh. Seharian itu pun dia ga muntah sama sekali, ga ada kejang, suhu tubuhnya normal, dan ga pernah hilang kesadaran. Tp krn dokternya bilang gitu langsung kami cuss ke RS yg punya fasilitas CT Scan. Sampe sana bagian radiologinya 'menolak' kami krn utk CT Scan anaknya hrs diem selama 15 menit. Mana bisaaa?

Akhirnya kami minta second opinion dr DSA lain. DSAnya bilang dia ga bisa menemukan retakan, tp supaya lbh firm kami dirujuk ke dokter bedah. Nah, setelah lihat hasil rontgen, dokter bedahnya kasih opini bahwa sepertinya memang ada retakan. Karena kami jelaskan bahwa baby ga muntah, kejang, atau pingsan, maka pak dokter cm minta kami mengobservasi sampai 12 jam kedepan. Biasanya klo cederanya agak berat, gejala2 itu udah nampak 6-8 jam setelah benturan. Saat kami periksa udah 12 jam lewat sejak kejadian jatuhnya. Jd kami relatif lega. Tapi kami harus tetap waspada sampai 1x24 jam terlewati.

Alhamdulillah malam harinya berlalu dengan baik. Pulang dr RS, Betari makan nasi pakai ayam goreng cukup banyak, beraktifitas biasa, dan habis itu mimik susu dan tidur pulas sampai pagi. Sepanjang malam dia bangun dua kali cm utk mimik susu. Paginya pun begitu. Dia makan bersama si bapang dan main seperti biasa. Keseimbangan, fokus, kordinasi, dan motoriknya tetap baik. Kemampuan verbal dan kognitifnya pun ga ada yg kurang dr biasanya. Meski begitu, kami tetap akan observasi dia sampai bbrp minggu kedepan krn kuatir symptomnya muncul belakangan. Selain itu, kami hrs jaga jangan sampe ada benturan lagi di kepalanya. Mudah2an si cantik kesayangan kami semua sehat2 terus. Amiieeen...


Oh iya, krn semalaman ga bisa tidur utk observasi bayi kecil itu, yg gw lakukan adalah baca2 literatur ttng cedera kepala. Mulai dari tulisan2 di website kedokteran sampe SOP ER rumah sakit di UK utk pasien dengan cedera kepala gw lahap abis2an. Alhamdulillah hasil bacaan itu semakin mendukung bahwa tuan putri baik2 aja. Yg dia alami kemarin dikategorikan sebagai mild head injury, ga kyk DSA pertama yg mendiagnosa sebagai medium injury. Dan pasien dengan mild head injury memang cuma diobservasi di rumah tanpa perlu CT Scan. Biasanya orang dengan anak yg mengalami mild head injury akan dikasih guideline utk mengobservasi anak selama bbrp minggu setelahnya. Jadi kami akan observasi Betari dengan guideline itu juga.

-the wife-

No comments:

Post a Comment