Padahal ini udah winter 😂
Nerusin postingan sebelumnya, di hari ketiga liburan (Rabu, 8 Januari 2025) kami ke Queenstown Botanical Garden untuk lihat sisa-sisa bunga mawar dan makan siang di dekat situ. Setelah kenyang dan bahagia, kami melanjutkan roadtrip ke Manapouri. Ini kami anggap sebagai tempat transit sebelum ke Milford Sound.
Awalnya mau nginap di Te Anau, tapi karena booking akomodasinya udah mepet jadi sewa di sana udah ga karuan mahalnya. Yowis, kami putuskan nginep di Manapouri aja yg jaranknya cuma 20-30 menit dari Te Anau.
Seperti biasa kami pesan lewat airbnb. Salahnya adalah ketika booking kurang cermat. Ternyata di rumah itu ga ada Wifi, di tiap kamar ga ada heater, dan ga ada dryer. Untungnya saat itu lagi summer. Jadi temperaturnya cenderung hangat. Supaya anak-anak anteng maka HP ibunya jadi router buat teethering. Selain itu sih semuanya oke. Rumahnya baru dan kayaknya cuma untuk disewakan aja. Beginilah penampakan rumah singgah kami di Manapouri:

Rumahnya kecil tapi sangat memadai. Lingkungannya juga sepi dan asri. Ya namanya kota kecil di antah berantah gitu. Wkwkwkwkw. Ga terlalu jauh dari rumah tersebut ada danau yang cantik 💙
.
Perjalanan dari Queenstown ke Manapouri kurang lebih ditempuh dalam dua jam. Sesampainya di sana kami cuma santai-santai aja di rumah karena besoknya akan pelesir ke Milford Sound.
Daku sempat beli Cherry di tepi danau Queenstown. Ga nyangka ternyata cherry itu istimewa banget. Buahnya juga besar-besar, manis, dan crunchy. Sangat berbeda dengan Cherry yang kami bawa dari Christchurch. Setelah dicari tahu ternyata penghasilnya adalah kota Cromwell. Makin semangat deh mampir ke kebun Cherry sebelum pulang.
Day 4 - Kamis, 9 Januari 2025
Waktunya ke Milford Sound!!!
Kami ga perlu buru-buru berangkat karena dapat tiket cruise yang sore hari. Jadi bisa makan siang dulu di rumah. Selain ngirit, kami juga ga tau apakah dalam perjalanan nanti menemukan resto yang cocok. Karena jalannya santai maka kami bisa mampir apabila ada objek-objek yang dirasa menarik untuk dilihat atau sekedar foto-foto.
Setelah lebih dari separo jalan pemandangannya jadi bagus banget. Di beberapa tempat masih ada sisa-sisa salju di atas gunung. Namun karena hari itu cuacanya cerah, kami ga bisa lihat air terjun mini yang biasanya banyak terbentuk di lereng-lereng gunung apabila hujan. Tapi gapapalah, cuaca cerah juga membuat kondisi jalan lebih aman.
Sesampainya di Milford Sound, kami langsung menuju pelabuhan dan mencari kapal cruise kami. Waktunya tepat banget sehingga kami ga perlu nunggu lama untuk menyusuri teluk menggunakan kapal kecil itu. Ga bosan-bosannya kami menyeru "Subhanallah..." Betapa indahnya ciptaan Allah. Padahal ini masih di dunia. Bagaimana nanti di surga?
Anginnya woooww. Kalau duduk di area dek ga jarang pula kena cipratan air. Makanya perlu bawa jaket yang tahan air.
Banyak yang bilang bahwa Milford Sound akan semakin cantik di kala hujan karena akan terbentuk puluhan air terjun di tebing kanan dan kirinya. Well, mungkin benar. Tapi kami bahagia juga saat itu cerah sehingga bisa menikmati keindahan Milford Sound di dek tanpa kuatir kehujanan, kedinginan, dan masuk angin. Mungkin lain kali kami perlu ke sana saat libur musim gugur ketika mulai banyak hujan.
Cruise kami adalah jadwal terakhir pelayaran di hari tersebut sehingga ketika kami selesai semua udah sepi. Kamipun langsung kembali ke Manapouri. Sempat mampir sebentar di Te Anau untuk beli telur, beras, dan es krim. Dalam trip ini, sebagian besar makanan kami bawa di Christchurch. Selain makanan yang sudah matang (contohnya rendang, sambel, dan banyak sekali snack), kami juga membawa bahan-bahan makanan (contohnya indomie, telur, dan beras). Karena sudah menjelang akhir trip maka persediaan makanan kami juga sudah menipis. Maka itu kami membeli yang dibutuhkan di Te Anau untuk makan malam dan sarapan keesokan harinya. Dengan begitu kami bisa menghemat banyak uang untuk makan selama trip kami.
Day 5 - 10 Januari 2025
Hari ini kami pulang ke Christchurch. Paginya kami sempatkan ke playground yang deket banget dari rumah supaya anak-anak bisa main flying fox. Lihat deh, sepanjang jalan dari Manapouri ke Queenstown bagusnya minta ampun 💗
Seperti yang sudah direncanakan, setelah melewati Queenstown dan beli makan siang di sana, kami mampir di kota Cromwell untuk petik Cherry. Yeaaaayy!!! Ini adalah pengalaman pertama kami petik Cherry. Dan pastinya bukan yang terakhir. Hahahahha.
Seseru itu gaeeeees. Ada cukup banyak pilihan di Google Maps, namun kami memutuskan ke Smithy's PYO Cherry karena reviewnya paling tinggi. Yang punya adalah orang Asia (entah Singapura atau Malaysia) dan bisa bahasa melayu. Mantap bangeddd. Ga ada entry fee. Yang kita bayar nantinya adalah sesuai timbangan Cherry yang dipetik. Satu kilo Cherry dihargai $16. Sebelum jalan-jalan kami beli Cherry di Christchurch seharga $15/ box isi 2 kg. Tapi perbedaan kualitasnya no debat ya. Lihat saja foto di bawah ini. Wkwkwkwkwkw:
Yang sebelah kiri adalah Cherry yang kami petik di Smithy's, sementara yang kanan beli di Christchurch. Kalau ga pernah petik Cherry sendiri kayaknya kami ga akan tahu kualitas Cherry. Terus terang baru summer kemarin kami bisa menikmati Cherry karena sudah paham mana yang bagus dan enak.
Balik lagi ke hari di mana kami petik Cherry di Smithy's. Kalau dari luar rasanya itu pohon ga ada Cherrynya sama sekali, cuma keliatan daun aja. Tapi ketika daun-daunnya disibakkan, WOOOOOWW. Selama beberapa menit pertama daku sampe bingung mo petik yang mana saking banyaknya dan bagus semua. Akhirnya cuma jalan kesana kemari sambil terpana dan nunjuk-nunjuk doang. Hahahaha sekatro itu.
Kami mengakhiri hari itu dengan memetik 8kg Cherry!!! Hahahahaha. Ga mungkin ga kalap sih.
Setelah puas petik Cherry (sebenernya belum puas, tapi kan ga mungkin petik lebih banyak), kami ke bagian belakang Smithy's untuk kasih makan hewan-hewan yang mereka punya. Makanannya gratis, salah satunya Cherry yang kecil-kecil.
Hepiiii banget. Pokoknya kalau ke Queenstown saat summer wajib sih ke kebun Cherry. Inilah Pak Bagus yang sedang menikmati hasil yang kami petik. 8kg habis dalam sekejap karena selain kami makan sendiri, kami bagi2 ke beberapa teman dan ada yang dibawa Mbah Ti dan Mas Rama pulang ke Indo beberapa hari setelah kami kembali ke Christchurch.
Akhirnya selesai juga liburan summer kami sekeluarga. Alhamdulillah bisa mengajak Mbah Ti untuk melihat keindahan negara tempat kami tinggal saat ini.
Untuk Mas Rama, liburannya belum berakhir. Dia menemani Mbah Ti pulang ke Indonesia dan selanjutnya berlibur di Jakarta selama 2 minggu. Setelah itu dia kembali ke Christchurch sendirian. Hebat banget Mas Rama karena berani naik pesawat sejauh itu tanpa didampingi siapa-siapa. Karena usia Mas Rama sudah lebih dari 14 tahun namun kurang dari 17 tahun, pihak Qantas mengkategorikannya sebagai Young Passenger Travelling Alone. Itu sekedar penanda aja supaya maskapai bisa mendampingi saat ada kejadian yang luar biasa (misalnya delay yang mengharuskan dia menginap di tempat transit). Selain itu ga ada support tambahan dari maskapai.
Kami cukup tenang karena Mas Rama sudah lancar berbahasa Inggris, dia transitnya di Sydney (dia sudah cukup familiar karena pernah transit juga di bandara ini), dan dimana-mana ada Wifi sehingga dia bisa selalu in touch dengan orang tuanya apabila ada yang ingin ditanya. Selain itu, Ibunya terbang ke Canberra untuk conference di hari yang bersamaan dengan waktu penerbangan Mas Rama dan Mbah Ti. Daku sengaja minta ke orang kampus untuk dicarikan jadwal penerbangan yang kurang lebih sama dengan penerbangan mereka ke Sydney. Alhamdulillah ada. Dengan begitu di terminal keberangkatan Christchurch bisa memberikan banyak arahan kepada Mas Rama. Contohnya menjelaskan bagaimana flow ketika baru masuk terminal keberangkatan hingga ke Gate. Lalu menginstruksikan bahwa dia harus selalu mendengarkan info-info yang disampaikan lewat speaker. Juga bersama-sama ngisi declaration form di Gate.
Alhamdulillah perjalanan liburan Mas Rama ke Jakarta aman dan lancar. Mbah Ti merasa aman karena ada Mas Rama yang menemani, Nenek pun senang karena Mas Rama tinggal di rumah Nenek selama liburan di Jakarta.
Bagaimana conference si Ibung di Canberra? Alhamdulillah itu pun aman. Setelah presentasi selesai, supervisor memuji karena katanya presentasi kali ini lebih bagus dan terkontrol ketimbang tahun lalu. Hahahahaha. Selain itu dapat banyak masukan untuk memperkaya riset. Karena ini conference untuk komunitas riset pajak (Australasian Tax Teachers Association), jadi bisa ketemu sama para seleb di bidang pajak. Best banget! Inilah foto-foto selama di Canberra dari kacamata si Ibu yang cuma beberapa hari di sana dan mager kemana-mana. Wkwkwkwkw.
Setiap makan siang dan sekali makan malam disediakan oleh pihak penyelenggara conference. Selebihnya beli roti, buah, dan susu kedelai di supermarket lokal dan beli kwetiau goreng satu kali di Papparich. Total biaya makan di Canberra cuma AUS$60 saja selama 4 hari 3 malam di sana. Mantaaaap!
Fyuuuh, alhamdulillah postingan tentang ini selesai juga. Hahahaha.
-the wife-
No comments:
Post a Comment